Jumat, 16 Oktober 2015

Ekonomi Publik



EKSTERNALITAS

Dalam suatu perekonomian modern setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas lainnya dan semakin modern suatu perekonomian semakin besar aktivitas dan semakin banyak kaitannya dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan ekternalitas .

Jadi yang dimaksut dengan eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap org lain tanpa adanya kompensasi apapu juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi factor produksi.

Dampak Eksternalitas

ditinjau dari dampaknya ekternalitas dapat dibagi menjadi dua yaitu eksternalitas negative dan eksternalitas positif. Dan yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dlakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan ,Adapula yang dimaksud dengan eksternalitas negative adalah dampaknya bagi org lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan.

Dalam hal adanya eksternalitas dalam suatu aktivitas,maka akan timbul infisiensi. Inefisiensi akan timbul apabila tindakan seseorang mempengaruhi orang lain dan tidak tercermin dalam system harga.

Secara umum adanya eksternalitas tidak akan menganggu tercapainya efisiensi masyarakat apabila semua dampaknya yang merugikan maupun yang menguntungkan dimasukkan dalam perhitungan produsen dalam menetapkan jumlah barang yang diproduksikan ,dalam hal ini efisiensi akan tercapai apabila :
MSC = PMC + MEC dan  MSB = MPB + MEB


 
 
                              
Dimana :

MSC = marginal social costs
PMC = marginal private costs
MEC = marginal external costs
MSB = marginal social costs
MPB = marginal privat benefit
MEB = marginal external benefit
      
Adapula beberapa kasus yang terjadi adalah :

·Kasus eksternalitas produksi negative
·Kasus eksternalitas produksi positif
·Kasus eksternalitas konsumsi positif
·Kasus eksternalitas konsumsi negative

JENIS-JENIS EKSTERNALITAS
Selain pemisahan menurut dampaknya eksternalitas juga dapat dibedakan antara pihak-pihak yang melakukan dan pihak yang menerima akibat.
pelaku                                     penderita
                      1                                                                                   
                              4
                                         
                               3               2      konsumen   

1.      Eksternalitas Produsen-produsen

Fungsi produksi  A : X=f (Lx, Kx)
Fungsi produksi  B: Y=g (Ly,Ky,Kx)
         Fungsi produksi  A menunjukkan hubungan fisik antara output dan input, dan jumlah barang X yang dihasilkan tergantung pad tenaga kerja dan modal yang digunakan. Apabila pengusaha A mempunyai tujuan memaksimumkan keuntungan dan berada dalam persaingan sempurna, maka ia akan menggunakan tenaga kerja dan modal sesuai dengan nilai produksi marginal (value of marginal) kedua input tersebut,yaitu:
W = Px .MPPlx
R  = Px. MPPkx

2.      Eksternalitas Produsen – Konsumen
Aktivitas seorang produsen dapat pula menimbulkan efek terhadap utilitas individu tanpa mendapat suatu konpensasi apapun juga. Eksternalitas produsen –konsumen dapat jua dilihat dari segi  pembayaran kepada pemilik fakto produki. Daam kadda optal embayaran faktor prouksi adalah:
W = (Px +)
R = ( Px +)



3.      Eksternalitas Konsumen- Produsen
        Apabila suatu aktivitas konsumen memberikan dampak pad suatu perusahaan, optimalitas penggunaan sumber-sumber ekonomi akan terjadi biaya marginal aktivitas konsumen (yaitu harga barang –barang yang dikonsumsi)sama dengan keuntungan marginal yang diterima oleh semua orang (keuntungan marginal konsumen ditambah dengan nilai produksi marginal bagi peusahaan yang terkena eksternalitas).

4.      Eksternalitas Konsumen- Konsumen

 Aktivitas konsumsi seseorang dapat  secara langsung mempengaruhi tingkat kepuasan / utilitas orang lain tanpa ada suatu konpensasi(dalam hal eksternalitas positif) atau biaya (dalam hal eksternalitas negative) apapun juga.


CARA MEMPERBAIKI ALOKASI SUMBER-SUMBER EKONOMI

Adanya eksternalitas menimbulkan alokasi sumber-sumber ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan individu pihak yang melakukan suatu aktivitas menjadi tidak efisien.  Hal ini disebabkan karena perhitungan untung-rugi oleh individu dilakukan tanpa menghiraukan dampak dari tindakannya terhadap orang lain atau masyarakat secara keseluruhan. Coase mengemukakan bahwa masalah eksternalitas timbul karena tidak jelasnya hak pemilikan suatu barang.

PAJAK UNTUK MENGATASI EKSTERNALITAS

Pemerintah dapat memecahkan alokasi sumber yang lebih efisien dengan mengenakan pajak kepada pihak penyebab polusi (misalnya pabrik semen), dimana pajak tersebut merupakan pajak per unit.
Namun kelemahan dari kebijakan dari pengenaan pajak adalah penentuan jumlah yang harus dilakukan dengan coba-coba (trial and error) sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat dilaksanakan secara optimal. Saat pemerintah mengetahui pajak yang optimal, keadaan sudah berubah sehinggga diperlukan studi lagi yang memerlikan waktu ayng lama.



PEMBERIAN SUBSIDI

Cara lain untuk meningkatkan efisien penggunaan factor-faktor produksi  karena adanya eksternalitas  adalah denagn pemberian subsidi kepada pihak pabrik yang menimbulkan polusi ats setiap unit produk yang dikurangi produksinya di bawah OQ1.
Kelemahan pemberian subsidi untuk mengatasi polusi:
1.      Pemerintah harus mengetahui tingkat produksi yang ditetapkan pabrik tanpa adanya subsidi.
2.      Analisa statis dan sifatnya jangka pendek karena tidak memperhatikan kemungkinan bertambahnya jumlah pabrik yang menimbulkan polusi.
3.      Timbulnya distorsi lokasi (location distortion). Karena pabrik yang menimbulkan pencemaran sungai memperoleh subsidi, maka ada kecenderungan pabrik- pabrik lainya akan cenderung berlokasi  dfi tepi sungai untuk memperoleh subsidi,
4.      Dari segi moral tidak dibenarkan. Pihak yang menimbulkan pencemaran justru memperoleh subsidi.




ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA

Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengadakan evaluasi mengenai penggunaan sumber-sumber ekonomi agar penggunaan sumber-sumber ekonomi yang langka dapat dilakukan secara efisien, sebab pemerintah mempunyai banyak program yang harus dilakukan, sedangkan biaya atau dana yang tersedia sangat terbatas. Evaluasi pengeluaran pemerintah dengan menggunakan analisis manfaat dan biaya hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti, distribusi, stabilisasi ekonomi, dsb.  Suatu program yang efisien mungkin tidak akan dilaksanakan karena menimbulkan distribusi pendapatan yang semakin pincang. Sebaliknya program yang dapat menimbulkan distribusi pendapatan yang semakin baik akan dipilih walaupun program tersebut tidak terlalu efisien ditinjau dari hasil analisis manfaa dan biaya.
Evaluasi suatu proyek dilakukan dengan cara menimbang manfaat dan biaya dari proyek tersebut. Apabila manfaat proyek lebih besar daripada biaya yang di perlukan berarti proyek tersebuta di anggap efisien, sebaliknya apabila biaya lebih besar daripada manfaat berarti proyek tersebut dianggap efisien.
Apabila dana pemerintah tidak terbatas makaa pemerintah harus melaksanakan proyek yang memberikan manfaat lebih besar daripada biaya yang diperlukan. Alasannya karena proyek pemerintah dibiayai oleh dana yang diambil dari masyarakat(pajak), sehingga masyarakat tidak dapat menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang yang dihasilkan sektor swsta.
Biaya proyek dikeluarkan dalam waktu yang berbeda-beda selama umur proyek yang bersangkutan. Karena itu timbul masalah dalam hal menilai manfaat dan biaya yang akan diterima pada suatu waktu yang akan datang. Perbedaan itu disebabkan dua faktor yaitu faktor ketidakpastian dan faktor bunga.
Ø  Faktor ketidak pastan disebabkan karena setiap manusia tidak tahu secaara pasti apa yang terjadi pada dirinya dimasa yang akan datang.
Ø  Faktor bunga dibagi dua :
1.      Future value
2.      Present value

Adapula yang dimaksut dengan future value adalah digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu , adapula rumusnya adalah :                        


Pn = P0 (1 + i)n

 
 



Dimana :
Pn = nilai uang dimasa datang
P0 = nilai uang sekarang
i = tigkat bunga
n = tahun

Sedangkan yang dimaksut oleh present value adalah yang digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Dapat dihitung melalui rumus


P0 = U(1 + i)n
 
 


Dimana :
U = jumlah uang yang akan diterima 30 tahun yang akan datang
i= tingkat bunga
n= tahun
P0 = nilai sekarang


            Adapula penyimpangan-penyimpangan yang terjadi seperti keadaan monopoli ,adanya pajak ,pengangguran,surplus konsumen ,penentuan tingkat bunga .

Langkah-langkah untuk mengevaluasi efisiensi suatu proyek :
Ø  Menentukan semua manfaa dan biaya dari proyek yang akan di laksanakan
Ø  Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah
Ø  Menghitung nilai bersih sekarang (NBS)

METODE NILAI BERSIH SEKARANG (NBS)
Rumus :           NBS = ++….+
Atau    NBS =


 
 




Keterangan :               
NBS    = nilai bersih (manfaat-biaya tahun n)
i           = tingkat bunga
n          = umur proyek
M         = manfaat
C         = Biaya

INTERNAL RATE OF RETURN
Rumus :           IRR = +….+=  0
 
 



METODE RASIO MANFAAT BIAYA

Rumus RMB :
M=
C=

 
Adalah suatu cara evaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil diperoleh dari proyek tersebut dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek tersebut.




Suatu proyek akan dilaksanakan apabila (M/C) akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NBS apabila B/C>1 berarti pula B-C>0.
Metode B-C rasio mempunyai kelemahan dalam hal membandingkan dua proyek karena tidakadanya pedoman yang jelas mengenai hal-hal yang masuk sebagai perhitungan biaya atau manfaat. Manfaat selalu dianggap sebagai biaya (C) yang negatif dan sebaliknya. Oleh karena itu, rasio B/C dapat selalu dibuat lebih tinggi dengan memasukan biaya sebagai manfaat yang negatif.

LANGKAH-LANGKAH DALAM EVALUASI SUATU PROYEK

1.        Identifikasi Manfaat dan Biaya Proyek
Manfaat dari suatu proyek dapat dibedakan antara manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung  adalah manfaat yang ditimbuljan karena meningkatnya hasil atau produktivitas dengan adanya proyek tersebut. Contoh : Proyek pembangunan dam untuk mengairi sawah. Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang tidak secara langsung disebabkan karena adanya proyek yang akan di bangun. Contoh : kenaikan produktivitas tanah diluar area pengairan dari dam tersebut.
Dalam menentukan manfaat suatu proyek, hanya kenaikan nilai hasil atau kesejahteraan yang di perhitungkan sedangkan kenaikan nilai dari suatu kekayaan karena adanya proyek tidak di perhitungkan. Contohnya ,pada proyek pembangunan dam kenaikan harga tanah di sekitar dam tidak di masukkan dalam manfaat dari proyek tersebut. Hal ini disebabkan karena perhitungan produktivitas tanah dan kenaikan harga tanah menyebabkan perhitungan ganda dari manfaat.

2.         Menghitung Manfaat dan Biaya dalam Rupiah
Setelah manfaat dan biaya dapat diidentifikasikan lalu menghitung semua manfaat dan biaya dalam nilai rupiah. Masalah yang timbul adalah apabila hasil dari suatu proyek tidak dapat di ukur dalam bentuk rupiah karena hasil dari proyek tidak dapat dijual. Dalam hal ini yang dilakukan adalah menghitung nilai manfaat proyek tersebut secara tidak langsung.

PERBEDAAN ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA PROYEK PEMERINTAH

Dalam analisis manfaat dan biaya dalam proyek swasta , manfaat biasanya diukur dengan cara mengalikan jumlah barang yang di hasilkan dengan perkiraan harga barang. Biaya  yang diperhitungkan adalah semua biaya yang langsug digunakan berdasarkan harga pembeliannya. Dalam proyek pemerintah sumber-sumber ekonomi diukur dengan harga pasar.
Dalam menghitung manfaat dan biaya kita hanya menghitung manfaat dan biaya yang mencerminkan niai oportunitas hasil proyek atau biaya proyek.
Faktor yang menyebabkan tidak terdapat harga-harga sebagaimana yang terjadi :
A.    Keadaan Monopoli
Apabila proyek pemerintah menggunakan faktor produksi yang dibeli dari pasar persaingan tidak sempurna maka harga-harga faktor tersebut akan lebih tinggi dari biaya marginalnya. Harga monopoli mencerminkan nilai barang/input bagi konsumen sedangkan biaya produksi marginal menunjukan tambahan biaya karena tambahan output.


B.     Adanya Pajak
Apabila suatu barang dikenakan pajak maka harga yang dibayar oleh pembeli lebih tinggi daripada harga yang diterima produsen / penjual, karena sebagian harga dibayarkan kepada pemerintah. Kalau jumlah produksi meningkat/bertambah maka yang dipakai adalah harga yang ditrima produsen/penjual sedangkan kalau barang sedikit harga pasarlah yang dipakai.
C.     Pengangguran
Suatu proyek mungkin menggunakan tenaga kerja yang sedang menganggur dengan tak dikehendaki, karena penggunaan tenaga kerja yang sedang menganggur ini tidak menyebabkan berkurangnya produksi barang dan jasa dalam perekonomian maka upah yang mereka terima tidak mencerminkan biaya oportunitas.
Dua masalah dalam menghitung upah tk menganggur :
a.       Apabila pemerintah melaksanakan kebijakan stabilitasi untuk mempertahankan tingkat penggunaan tenaga kerja maka penggunaan tenaga kerja yang sedang bekerja dalam suatu proyek menyebabkan tenaga kerja dan output di sektor lain berkurang.
b.      Apabila tenaga kerja menganggur yang dipakai dalam suatu proyek mungkin sebenarnya tidak menganggur secara tidak dihendaki selalu pembangunan proyek yang bersangkutan maka yang dipakai dalam evaluasi proyek adalah upah bayangan.
D.    Surplus Konsumen
Pada proyek-proyek yang skalanya kecil pembangunannya tidak akan mempengaruhi harga barang atau output yang dihasilkan proyek tersebut, sedangkan pada proyek besar  tambahan output atau barang akan menurunkan harga barang tersebut di pasar.
E.     Penentuan tingkat Bunga
Tingkat bunga tabanas ,tingkat bunga deposito, tingkat bunga pinjman bank, dan tingkat bunga tidak resmi.
      
Keuntungan analisis manfaat dan biaya

Keuntunganya adalah dalam penentuan program pemerintah adalah terjaminnya penggunaaan sumer-sumber ekonomi secara efisiensi ,sebab program-program pemerintah dievaluasi dengan memperhitungkan keadaan perekonomian sehingga dapat meningkatkan penggunaan factor-faktor produksi.


Kelemahan analisis manfaat dan biaya

Kelemahannya adalah karena semua perhitungan dilakukan secara kuantitatif maka analisis ini tidak mempunyai fleksibilitas sehingga dikatakan bahwa apabila analisis manfaat dan biaya dilaksanakan terlalu jauh maka pemerintah tidak lagi dilaksanakan oleh wakil-wakil rakyat yang membawa aspirasi rakyat, akan tetapi pemerintah dilaksanakan oleh computer.




DASAR TEORI PERKEMBANGAN PENGELUARAN PEMERINTAH

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa maka, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus di keluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Teori mengenai pengeluaran pemerintah dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu :
TEORI MAKRO
1.     Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah

Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perekembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal,tahap menengah, dan tahap lanjut.
Pada tahap awal perkembangan ekonomi,, persentasi investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi investasi pemerintah tetap di perlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin membesar.
Musgrave berpendapat bahwa dalam suatu proses pembangunan investasi swasta dalam persentase terhadap GNP semakin besar dan persentasi investasi pemerintah dalam peresentasi terhadap GNP akan semakin kecil.
Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut, rostow mengatakan bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas social.
 



2.     Hukum wagner

Hukum wagner adalah sebagai berikut “dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan per kapita meningkat, secara relative pengeluaran pemerintah pun akan meningkat.
Dalam hal ini wagner menerangkan mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukun, pendidikan, rekreasi, kebudayaan, dan sebagainya.
Kelemahaan hukum wagner adalah karena hukum tersebut tidak didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan barang-barang public. Wagner mensasrkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori organis mengenai pemerintah yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak telepas dari anggota masyarakat lainnya.

3.     Teori peacock dan wiseman

Peacock dan wiseman adalah 2 orang yang megemukakan teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang terbaik. Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut, sehingga teori peacock dan wiseman merupakan dasar dari teori pemungutan suara. Peacock dan wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Banyak aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah terjadinya perang, dan ini disebut dengan efek inspeksi (inspection effect). Adanya gangguan social juga akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah sebagian kegiatan ekonomi yang tadinya dilaksanakan oleh swasta. Ini adalah apa yang dinamakan efek konsentrasi (concentration effect).
Hipotesa yang dikemukakan oleh peacock dan wiseman mendapat kritikan dari Bird. Jadi menurut Bird, efek pengalihan hanya merupakan gejala dalam jangka pendek, tetapi tidak terjadi dalan jangka panjang.
Suatu hal yang perlu dicatat dari teori peacock dan wiseman adalah bahwa mereka mengemukakan adanya toleransi pajak, yaitu suatu limit perpajakan, akan tetapi mereka tidak menyatakan pada tingkat berapakah toleransi pajak tersebut. Clarke menyatakan bahwa limit perpajakan sebesar 25 persen dari pendapatan nasional. Apabila limit tersebut dilampaui maka akan terjadi inflasi dan gangguan social lainnya.

2. TEORI MIKRO
Tujuan dari teori mikro mengenai pengembangan pengeluaran pemerintah adalah untuk menganalisis factor-faktor yang menimbulkan permintaan akan barang public dan factor-faktor yang mempengaruhi tersedianya barang public.

1.      Penentuan permintaan

Perkembangan pengeluaran pemerintah dapat dijelaskan dengan beberapa factor dibawah ini :
1.      Perubahan permintaan akan barang public
2.      Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam menghasilkan barang public, dan juga perubahan dari kombinasi factor produksi yang digunakan dalam proses produksi .
3.      Perubahan kualitas barang public
4.      Perubahan harga-harga factor-faktor produksi

2.      Penentuan tingkat output

Barang dan jasa public yang disediakan oleh pemerintah ditentukan oleh politisi yang memilih jumlah barang/jasa yang dihasilkan. Selain itu para politisi juga menentukan jumlah pajak yang akan dikenakan kepada masyarakat untuk membiayai barang/jasa public tersebut dalam menentukan jumlah barang dan jasa public yang akan disediakan, para politisi memperhatikan selera atau keinginan masyarakat agar masyarakat merasa puas dan tetap memilih mereka sebagai wakil masyarakat.
Dalam hal ini, satu fungsi pemerintahan diperoleh dari fungsi kepuasan seorang individu dengan menggunakan dasar “cateris paribus”, termasuk juga asumsi bahwa “harga” dari barang public adalah konstan



PENERIMAAN PEMERINTAH : PRINSIP-PRINSIP PERPAJAKAN

Pada umumnya penerimaan pemerintah dapat dibedakan antara penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak, misalnya adalah penerimaan pemerintah yang berasal dari pinjaman pemerintah baik pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri, penerimaan dari badan usaha milik pemerintah, penerimaan dari lelang, dan sebagainya.
Penerimaan pemerintah lainnya adalah dari pajak. Definisi pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak prerogative pemeritah, pungutan tersebut didasarkan pada undang-undang, pungutannya dapat dipaksakan kepada subjek pajak untuk mana tidak ada balas jasa yang langsung dapat ditunjukan pengunaannya.
Masalah penerimaan pemerintah dari sektor nonpajak kurang mendapat perhatian karena asal-usul dan pertanggungjawabannya sudah jelas. Ini berbeda dengan penerimaan Negara dari pajak, selalu mendapat perhatian yang besar oleh karena dari sektor pajak ini timbul 2 hal yang sebenarnya merupakan akibat dari adanya aktivitas pemerintah, yaitu :
1.               Siapakah yang membayar pajak (wajib pajak)
2.               Siapakah yang pada akhirnya menderita beban pajak
Aspek yang pertama kurang menarik bagi para ahli keuangan Negara, oleh karena telah jelas pihak-pihak yang membayar suatu jenis pajak (wajib pajak) tertentu, yaitu orang atau badan yang disebutkan dalam undang-undang pajak
Aspek kedua yaitu siapa yang sebenarnya menderita beban pajak tidaklah sesederhana aspek pertama, oleh karena pihak yang membayar pajak (wajib pajak ) mungkin bukanlah pihak yang menderita beban pajak.
Teori yang menganalisis pihak yang menderita beban pajak disebut teori insidens pajak (tax insidence theory). Pada umumnya ada 3 konsep beban pajak, yaitu : insidens pajak absolute; insidens pajak anggaran berimbang (balance budget incidence); dan insidens pajak differensial (differential incidence). Perbedaan ketiga konsep tersebut terletak pada pola pengeluaran pemerintah.

INSIDENS PAJAK (TAX INCIDENCE) DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Musgrave membedakan anlisis insidens pajak menjadi 3, yaitu :
1.     Insidens pajak anggaran berimbang (balanced – budget incidence)
2.     Insidens pajak differensial (differential incidence)
3.     Insidens pajak absolute (absolute incidence)

insidens pajak anggaran berimbang ( balanced-budget-incidence)
yang dimaksud dengan insidens pajak anggaran berimbang (balanced budget incidence) adalah pengaruh distributif suatu pajak terhadap pengeluaran pemerintah yang dibiayai dari penerimaan-penerimaan pajak dalam jumlah yang sama.

Insidens pajak absolute (absolute incidence)
Klasifikasi analisis insidens pajak lainnya adalah insidens pajak absolute. Analisis ini hanya melihat pengaruh suatu jenis pajak terhadap distribusi pendapatan masyarakat tanpa melihat efek distributive dari jenis jenis pajak lainnya atau efek distributive dari suatu program pemerintah. Misalnya, kita hanya dapat menganalisis mengenai dampak redistributive pajak penghasilan saja.

Insidens pajak diferensial (differential incidence)
Analisis insidens pajak differensial menganalisis pengaruh distribusi pendapatan dari suatu jenis pajak apabila digantikan dengan jenis pajak lain untuk membiayai aktivitas pemerintah dalam jumlah yang sama. Dengan kata lain, insidens pajak differensial menganalisis berbagai alternative pembiayaan dengan pajak akan suatu program pemerintah.

Pendekatan pada analisis insidens pajak (tax incidence)
Analisis mengenai insidens pajak dapat dilaksanakan dengan 2 pendekatan yaitu : pendekatan keseimbangan parsial (partial equilibrium approach) dan pendekatan keseimbangan umum (general equilibrium approach).
Pendekatan keseimbangan parsial adalah suatu pendekatan dimana yang dianalisis adalah distribusi pendapatan yang terjadi dalam suatu pasar saja sebagai akibat adanya suatu pajak.
Analisis insidens pajak keseimbangan umum menganalisis pengaruh satu jenis pajak dalam satu pasar terhadap keseimbangan pada pasar-pasar lainnya yang terkait dengan pihak yang dikenakan pajak tersebut.

Insidens pajak keseimbangan parsial
Analisis insidens pajak dengan menggunakan pendekatan keseimbangan parsial hanya melihat beban akhir suatu jenis pajak dalam satu pasar saja. Oleh karena itu analisis insidens pajak keseimbangan parsial tidak dapat digunakan untuk menganalisis pajak penjualan umum,yaitu pajak penjualan yang dikenakan pada semua jenis barang.
Ada dua jenis pajak penjualan, yaitu pajak advalorem ( ad valorem tax) dan pajak per unit ( unit tax ). Yang disebut pajak ad valorem adalah pajak penjuakkan yang dikenakan berdasarkan nilai. Pajak penjualan dikenakan berdasarkan jumlah unit barang yang dijual.
Sebetulnya, pajak penjualan dan cukai kedua-duanya adalah sama, yaitu ternasuk pajak tidak langsung akan tetapi ada 2 perbedaan yang mendasar antara kedua jenis pajak tersebut yaitu:
1.         Cukai dikenakan pada barang yang terbatas
2.         Cukai dimaksudkan untuk mengendalikan/ membatasi konsumsi masyarakat akan suatu barang
Ditinjau dari segi administrasi maka pajak langsung adalah jenis-jenis pajak yang mempunyai dua ciri berikut :
1.         Mempunyai surat pemberitahuan pajak (SPT)
2.         Dipungut berkali kali
Dapat tau tidaknya suatu pajak digeserkan kepada konsumen tergantung padda 4 faktor ekonomi :
1.           Elastisitas penawaran
2.           Elastisitas permintaan
3.           Bentuk pasar
4.           Motivasi pengusaha


PAJAK PENJUALAN PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Dalam hal pajak penjualan dan cukai,pernyataan pemerintah bahwa pajak penjualan dan cukai sepenuhnya dibayar oleh konsumen, sama artinya dengan menyatakan permintaan akan barang yang dikenakan pajak/cukai tersebut mempunyai elastisitas sama dengan nol atau mempunyai elastisistas penawaran sama dengan tak terhingga.
Dalam kenyataannya sangat sedikit barang yang mempunyai elastisistas sama dengan nol, karena itu berarti barang tersebut sangat berharga bagi konsumen sehingga berapapun harganya konsumen bersedia membeli barang tersebut dalam jumlah yang sama, atau struktur biaya produksi menunjukan constant cost.
Apabila kedua asumsi tersebut tidak terpenuhi maka pajak tidak langsung hanya dapat digeserkann epada konsumen sebagian saja dan tidak seluruhnya.
Mana yang lebih besar, beban pajak yang diderita konsumen ataukah beban pajak yang diderita produsen tergantung pada elastisitas kurva permintaan dan elastisitas kurwa penawaran.
 PAJAK PENJUALAN PADA PASAR MONOPOLI

Pada pasar monopoli hanya terdapat seorang penjual saja yang menghasilkan satu jenis barang. Apabila pemerintah mengenakan pajak penjualan yang dibayarkan oleh monopolis. Analisis insiden pajak secara parsial dapat pula digunakan untuk menganalisi distribusi beban pajak penjualan pasar monopoli.

PAJAK PENJUALAN PADA PASAR TIDAK SEMPURNA

Pada pasar persaingan tidak sempurna pengaruh pajak terhadap harga sangat sulit di tentukan. Seorang pengusaha pada pasar persaingan tidak sempurna akan menggeser beban pajak kepada konsumen atau tidak, tergantung produsen yang lain.  Karena apabila produsen berusaha menaikan harga sedangkan produsen-produsen lain tidak produsen itu akan kehilangan pangsa pasar. Dalam hal ini produsen cenderung menanggung biaya pajak.
Jadi, pajak penjualan yang oleh pemerinta dibebankan kepad akonsumen pada kenyataannya mungkin oleh produsen tidak dapat di geserkan sepenuhnya kepada konsumen karena tergantung beberapa faktor yaitu elastisitas permintaan, elastisitas penawaran, motivasi perusahaan dan bentuk pasar

PAJAK PENGHASILAN
Pajak penghasilan dapat di golongkan dalam dua golongan yaitu, pajak pendapatan perseorangan dan pajak perseroan.

A.    Pajak Pendapatan Perseorangan
Pajak pendapatan perseorangan dikenakan pad asetiap orang yang memperoleh pendapatan diatas pendapatan kena pajak dalam suatu periode tertentu.

B.     Pajak perseroan
Pajak perseroan di hapuskan oleh pemerintah dan diganti dengan pajak penghasilan badan, akan tetapi untuk pajak penghasilan badan ini dikenakan tarif yang sama. Pajak pendapatan badan dikenakan pada keuntungan  yang diperoleh suatu badan hukum dalam suatu periode tertentu dan untuk selanjutnya pajak ini akan disebut dengan pajak perseroan atau corporation income tax.

PAJAK PERSEROAN PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pada pasar persaingan sempurna seorang pengusaha yang dikeankan pajak perseroan dalam jangka pendek tidak menggeserkan beban pajak kepada konsumen. Karena pada pasaar persaingan sempurna seorang produsen tidak dapat mempengaruhi harga. Karena itu seorang pengusaha yang memperoleh keuntungan akan menanggung sekuruh beban pajak perseroan,  pada pasar persaingan semurna produsen yang dikenakan pajak perseroan dalam jangka pendek tidak dapat menggeserkan beban pajaknya kepada pihak lain.

PAJAK PERSEROAN PADA PASAR MONOPOLI

Bagi pengusaha dalam pasar monopoli besarnya pajak perseroan yang dikenakan pada keuntungan perseroan tergantung pada motivasi pengusaha. Apabila pengusaha mempunyai motiasi keuntungan maksimum, maka ia akan menetapkan produksi MC=MR. karena keuntungan adalah perbedaan antara penerimaan total dan biaya total ( TR-TC) pajak perseroan tidak mempengaruhi baik biaya total maupun penerimaan total, sehingga pajak perseroan tidak mengubah posisi keutntungan yang maksimum.
Hubungan antara insiden pajak diferensial dan insiden pajak anggaran berimbang dengan insiden pajak keseimbangan parsial.
Analisis insiden pajak dengan keseimbangan parsial dapat dibuat selaras dengan analsisi insiden pajak diferensial dan insiden pajak anggaran berimbang dengan menggunakan asumsi tertentu mengenai pengeluaran pemerintah.




EFEK PERPAJAKAN DALAM PEREKONOMIAN

Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai tujuan ,misalnya untuk membiyai penyediaan barang dan jasa public, untuk mengatur perekonomian ,dapat juga untuk mengatur konsumsi masyarakat. Karena sifatmnya yang dipaksakan tersebut maka pajak akan mempengaruhi perilaku masyarakat atau seseorang.

PAJAK PERSEORANGAN

Adalah pajak yang dikenakan pada seseorang tanpa mengingat jumlah pendapatannya, tabungan atau pengeluarannya. Pajak ini dikenakan jumlah yang samapada semua orang atau dapat dikenakan pada segolongan orang tertentu berdasarkan criteria tertentu.
 PAJAK PENGHASILAN
            Sebagaimana telah diuraikan, pajak penghasilan termasuk salah satu jenis pajak yang menimbulkan distorsi, walaupun secara umum, pajak penghasilan yang diterapkan secara menyeluruh menimbulkan distorsi yang paling kecil. Walaupun demikian, ditinjau dari segi keadilan maka pajak penghasilan merupakan pajak yang baik karena pajak ini struktur pajaknya dapat dibuat menjadi progresif. Pajak penghasilan dikatakan mempunyai tarif yang progresif apabila persentasi pajak (terhadap pendapatan) semakin besar dengan semakin tingginya tingkat pendapatan. Apabila dalam suatu masyarakat hanya terdapat dua orang, A dan B, maka suatu pajak dapat dikatakan mempunyai struktur progresif apabila :


 >     , di mana YA > YB

 
 


 T         = pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak
Y         = jumlah atau tingkat pendapatan
A, B    = individu atau wajib pajak A, dan B
Sebaliknya, suatu struktur pajak dikatakan mempunyai suatu struktur yang regresif: TA/YA < TB/YB, sedangkan struktur pajak disebut proporsional apabila:
TA/YA = TB/YB
Jadi suatu pajak dikatakan progresif bukanlah karena orang yang pendapatannya besar membayar pajak yang besar, akan tetapi karena orang yang pendapatannya besar membayar pajak yang proporsinya (atau persentasenya) terhadap pendapatannya lebih besar dari orang lain yang mempunyai pendapatan yang lebih kecil dari dia.
Menurut Henry Simons, definisi penghasilan adalah sebagai berikut:
Y = C + tambahan W

 
Semua penerimaan yang dapat menambah konsumsi dan meningkatnya kekayaan atau tabungan, yang dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut:

di mana:
Y         = pendapatan
C         = konsumsi
W        = kekayaan
PEMBERIAN
            Pemberian – pemberian yang diterima seseorang dapat dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang. Pemberian uang dalam jumlah yang kecil tetapi dengan frekuensi yang sering serta tidak teratur menimbulkan kesulitan dalam menghitung besarnya pendapatan, akan tetapi pemberian dalam bentuk barang menimbulkan masalah yang lebih besar dalam penghitungan dan penilaiannya.
BARANG – BARANG YANG DIHASILKAN DAN DI KONSUMSIKAN SENDIRI
            Untuk negara – negara yang sedang berkembang, aktivitas – aktivitas yang tidak melalui pasar jauh lebih banyak daripada di negara – negara yang sudah maju. Karena administrasi perpajakan yang masih kurang baik dank arena sulitnya penilaian dari transaksi yang tidak melalui pasar maka dalam kenyataannya nilai barang – barang yang dihasilkan dan dikonsumsikan sendiri tidak dimasukkan sebagai unsure pendapatan. Hal ini akan menimbulkan masalah dari segi keadilan. Seseorang yang mendapatkan seluruh pendapatannya dalam bentuk uang dapat dikenakan pajak sedangkan seorang petani yang menanam padi dan mengkonsumsikannya sendiri akan terhindar dari pajak, walaupun nilai dari tanaman padinya sama dengan orang yang menerima gajinya dalam bentuk tunai. Suatu pajak penghasilan haruslah bersifat adil. Yang dimaksud dengan adil adalah keadilan vertikal (tegak) dan keadilan horisontal (keadilan datar). Suatu pajak dikatakan mempunyai sifat keadilan horisontal apabila pajak tersebut memperlakukan orang yang dalam keadaan yang sama secara sama pula. Jadi jelas bahwa pengecualiaan barang – barang yang dihasilkan dan dikonsumsikan sendiri ini melanggar asas keadilan datar.
RUMAH YANG DIDIAMI SENDIRI
            Unsur lain dari pendapatan menurut H. Simons adalah rumah yang dimiliki dan didiami sendiri. Seseorang yang mendiami rumahnya sendiri menerima manfaat dari rumah tersebut dan seharusnya manfaat tersebut dimasukkan dalam komponen pendapatan. Pada prakteknya rumah yang didiami sendiri tidak dihitung sebagai komponen pendapatan untuk tujuan pengenaan pajak penghasilan, walaupun pada prinsipnya manfaat rumah yang didiami sendiri dapat dihitung nilainya dengan cara menghitung imputed rent, yaitu dengan cara mendasarkan pada nilai sewa dari rumah yang sejenis.
PENGGUNAAN BARANG – BARANG TAHAN LAMA DAN KEUNTUNGAN MODAL
            Penggunaan barang – barang yang mempunyai unsur kegunaan yang lama, seperti alat – alat rumah tangga, meja, kursi, dan sebagainya adalah merupakan komponen dari pendapatan menurut H. Simons. Akan tetapi kesulitan dari penentuan nilai jasa barang – barang tersebut menyebabkan barang – barang tersebut tidak dimasukkan sebagai komponen pendapatan untuk tujuan pemungutan pajak penghasilan. Oleh karena itu pajak penghasilan dipungut terhadap seseorang dengan mempertimbangkan keadaan orang tersebut. Selain itu, pajak penghasilan yang baik harus pula mempunyai sifat sensitive terhadap perubahan – perubahan dalam tarif pajak untuk menghadapi perubahan tersebut. Selain itu, pajak penghasilan harus dibuat agar mudah dilaksanakan dan diawasi, oleh karena pengawasan yang sukar dilakukan akan menyebabkan terjadinya kecurangan – kecurangan di dalam penetapan besarnya pajak.
PENGARUH PAJAK PENGHASILAN TERHADAP JAM KERJA
Pajak perseorangan yang disebut dengan pajak lump sum mengurangi pendapatan setiap orang dalam jumlah yang sama. Oleh karena pajak tersebut tidak mempengaruhi harga relatif dari barang dan jasa yang ada (secara langsung) maka pajak ini hanya mempunyai efek pendapatan (income effect).



PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK

Penyediaan barang-barang public yang dibtuhkan oleh pemerintah menilmbulkan persoalan karena barnag-barang tersebut tidak dapat dijual kepada seorang konsumen saja atau karena tidak efisien . dalam bab ini akan dibabahaas mengenai penyediaan barang social atau barang public yang dapat dihubungi suatu harga pada pada barang tersebut ,akan tetapi pemungutan harga atas penyediaan barang tersebut tidak dilaksanakan melalui mekanisme pasar. Kasus ini terlihat pada suatu industry yang mempunyai s5truktur biaya menurun dimana untuk industry tersebut sebetulnya mekanisme pasar dapat dipakai untuk menentukan harga, tetapi harga yang terjadi menjadi sangat tinggi dan jumlah barang yang diproduksi sangat sedikit .

PAJAK UNTUK MENUTUP DEFISIT

Deficit pemerintah dalam memproduksi barang public sebebsar OX2 dapat ditutupi dengan pajak ,akan tetapi pemungutan pajak akan menimbulkan bebrapa masalah. Apabila pajak dikenakan pada msyarakat alaha jenis pajak lump-sum atau dikenakan dalam jumalh yang sama pada setiap orang ,maka tidak ada maslah dari segi efisiensi karena pajak ini tidak mempengaruhi perilaku masyarakat. Akan tetapi pajak lump-sum bertentangan dengan prinsip kemampuan membayar pajak.

PUNGUTAN UNTUK MENUTUPI DEFISIT

Adalah lebih adil apabila deficit perusahaan-perusahaan Negara ditutup dengan pungutan bagi orang yang menikmatai jasa perusahaan-perusahaannegara tersebut. Masalahnya apabila jumlah piungutan terlau tinggi karena dimaksutkan untuk menutup biaya produksi maka output yang diproduksikan akan menjadi terlalu sedikit dan harga menjadi lebih tinggi daripada harga pada tingkat output yang efisien yaitu pada MC = AR .

DISKRIMINASI HARGA UNTUK MENUTUP DEFISIT

System pungutan di atas berbeda dengan diskriminasi harga. System diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang harus berbeda antara jumlah barang yang berbeda seorang konsumen diharuskan membayar harga sebesar OH2 untuk unit terakhir barang yang dibeli sedangkan untuk jumlah barang sebelumnya ia harus membayar jumlah yang lebih besar sehingga perusahaan tersebut dapat mengambil surplus konsumen

PERATURAN PEMERINTAH UNTUK MENUTUP DEFISIT

Peraturan pemerintah dapat juga digunakan sebagai suatu system pengenaan harga yang ditetapkan oleh suatu perusahaan Negara. Pada umunya peraturan pemerintah menetapkan bahwa harga yang dapat dipungut haruslah dapat menutupi seluruh biaya produksi, termasuik pengembalian modal. Tingkat pengembalian modal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pemerintah harus sama dengan tingkat pemngembalian modal pada industry-industri swasta lainnya, sehingga terjadi alokasi modal yang efisien antara perusahaan pemerintah dan perusahaa-perusaahaan swasta.dalam hal ini pemerintah aharus menetapkan dengan tegas semua komponen-komponen biaya produksi.

TEORI SECOND-BEST

Seperti telah diketahui suatu perekonomian akan mencapai efisiensi yang optimal apabila dalam bidang produksi dan konsumsi terdapat pasar persaiangan sempuran. Dalam bidang produksi, ini berarti bahwa semua industry menetapkan harga sesuai dengan penetapan harga marginal. Apabila argument iatas dikembangkan pada bentuk pasr lainya, maka alokasi sumber yang optimal tetap akan terjadi apabila semua industry menetapkan harga sebesar biaya marginalnya. Atau dimana AR = MC .

PENETUAN KAPASITAS PRODUKSI DAN HARGA PEAK – LOAD

Sebelum melakukan suatu investasi untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu maslaha yang timbul adalah menentukan beberapa kapasitas produksi yang ingin dipasang oleh karena itu apabila suatu jenis mesin dengan dengan kapsitas tertentu telah dipasang maka produksi ,maksimal dibatasi oleh lapasitas produksi. Tingkat produksi pada kapasitas penuh sudah tidak dapat ditingkatkan lagi sehingga harga berfungsi untuk mengatur jumlah barabng yang dibeli konsumen.dalam menentukan kapsitas produksi terdapat perbedaan antara keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan Negara. Dalam mengambil keputusan investasi pihak swasta hanya mementingkan efisiensi social.

PEAK LOAD PRICING

Seringklai perusahaan menghadapi kurva permintaan yang berbeda pada dua waktu yang berbeda sehingga daam hal ini perusahaan seharunsya menteapkan dua harga yang berbeda untuk kedua jenis permintaan tersebut
.
PENENTUAN HARGA BARANG-BARANG PUBLIK

Ada beberapa jenis barang public yang penetapan harganya dapat dilakukan dengan mekanisme pasar karena prinsip pengecualian dapat dilaksanakan tetapi tidak praktis untuk dilaksanakan dalam praktik.



             




Tidak ada komentar:

Posting Komentar