KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul
“Manajement Piutang”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Manegement Piutang atau yang lebih khususnya membahas penerapaninvestasi pda piutang dan pemberian kredit, karakteristik sertas perspektif management piutang dalam perbankan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang manejement piutang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi segala usaha kita. Amin.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Manegement Piutang atau yang lebih khususnya membahas penerapaninvestasi pda piutang dan pemberian kredit, karakteristik sertas perspektif management piutang dalam perbankan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang manejement piutang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi segala usaha kita. Amin.
Bandung, 18 Oktober 2011
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menghadapi
era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran masyarakat di bidang
ekonomi dan pembangunan sangat diharapkan dapat meningkatkan perekomonian
bangsa. Terutama. Permodalan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu
permasalahan Utama.Permasalahannya terdapat pada sulitnya memperolehrmodal.Permodalan
Usaha Kecil Menengah tidak hanya diperoleh dari kredit perbankan saja, tetapi
dapat juga diperoleh melalui lembaga keuangan non bank,Misalnya Anjak
piutang.Piutang merupakan salah satu komponen modal kerja yang pokok, sehingga
diperlukan pengelolaan piutang sebagai hasil penjualan kredit. Dengan
pengelolaan piutang yang baik, diharapkan penjualan kredit yang dilaksanakan
dapat meningkatkan laba koperasi. Dari hasil penjualan kredit yang dilaksanakan
tersebut diharapkan penghasilan meningkat karena biasanya pembeli menyukai
barang yang dijual secara kredit yang cara pembayarannya lebih ringan yaitu
dengan sistem angsuran. Di samping alasan tersebut juga untuk mengetahui
pengaruh penjualan kredit terhadap piutang dan laba usaha. Selanjutnya untuk
mengetahui dan menganalisis ekonomi terhadap piutang kita perlu tahu seberapa
besar perbandingan antara manfaat dan pengorbanan?
Anjak
piutang adalah salah satu lembaga keuangan yang merupakan alternatif permodalan
bagi Usaha Kecil Menengah di Indonesia. Dalam anjak piutang ditawarkan
pembiayaan jangka pendek yang diperoleh dari pengalihan perusahaan atas piutang
debitur kepada perusahaan anjak piutang. Tentu saja UKM harus mengetahui
persyaratan pengajuan anjak piutang yang ditetapkan perusahaan anjak piutang.
Sehingga UKM dapat mengetahui aspek manfaat mekanisme transaksi anjak piutang.
Timbulnya piutang karena adanya penjualan kredit dari
perusahaan dalam menjual barang hasil produksi. Penjualan kredit ini dilakukan
untuk meningkatkan langganan baru serta mempertahankan langganan lama di
samping juga bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas maka dirumuskanlah beberapa masalah dibawah ini:
- Apa arti penting investasi pada piutang ?
- Apa saja prinsip pemberian kredit?
- Apa saja pengukuran efisiensi piutang?
- Apa saja anggaran pengukuran piutang
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
- Untuk mengetahui pengertian piutang dan ruang lingkup manajemen piutang
- Untuk mengetahui prinsip pemberian kredit dan pengukuran efisiensi piutang
- Untuk mengetahui anggaran pengukuran piutang
1.4 Manfaat
Penulisan
Berikut
manfaat dari penulisan makalah ini :
Bagi
penulis:
- Memahami lebih dalam mengenai piutang dan berbagai konsep didalamnya
- Mendapatkan informasi mengenai cara-cara pengendalian (managing) akun piutang
Bagi
masyarakat dan akademisi
- Mendapatkan panduan dalam pengaplikasian cara pengendalian piutang
- Menjadi bahan referensi dalam tulisan yang berkaitan dengan manajemen piutang
BAB II
MANAJEMEN PIUTANG
2.1 Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang
akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya
semua perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena
adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan
penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset
penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga
membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan
kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang
tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.
Piutang, salah satu jenis transaksi akutansi yang
mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan,
atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada
konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut
kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin
kredit atau pembayaran.
2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Piutang
Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening
yang diterima, jangka waktu /periode kredit yang diberikan, discount/potongan
tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal
- Kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan faktor-faktor lain yang relevan. keputusan kredit ini menyangkut tradeoff antarakeuntungan(marginal profit) dan biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi
dalam Piutang
- Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi yang tertanam dalam Piutang
- Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit,semakin besar invesatasinya.
- Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang).
- Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan piutang dapat bersifat aktif (menggunakan debt collector)pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi perlu tambahan biaya pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati janji, maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar.
- Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagian besar pelanggan membayar pada masa diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan investasi lebih kecil, tetapi jika pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu invstasi yg besar
2.2 . prinsip
pemberian kredit
Bagi orang bank, nasabah yang
memenuhi criteria 5C adalah orang yang sempurna untuk mendapatkan Pembiayaan.
Bank melihat orang yang mempunyai karakter kuat, kemampuan mengembalikan uang,
jaminan yang berharga, modal yang kuat, dan kondisi perekonomian yang aman
bagaikan melihat sebuah mutiara. Orang seperti ini adalah nasabah potensial
untuk diajak bekerja sama atau orang yang layak mendapatkan penyaluran kredit.
Pendeknya orang yang mempunyai 5C yang baik adalah manusia yang ideal, menurut
criteria orang bank.
Dalam dunia perbankan pertimbangan yang lazim
digunakan untuk mengevaluasi calon nasabah sering disebut dengan prinsip 5C
atau “the five C’s principles”.
Prinsip-prinsip 5C tersebut antara lain:
Character (karakter) adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.
Capacity (kemampuan mengembalikan utang) merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.
Capital (modal) adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.
Collateral (jaminan) adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.
Condition (situasi dan kondisi) adalah pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.
Prinsip-prinsip 5C tersebut antara lain:
Character (karakter) adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.
Capacity (kemampuan mengembalikan utang) merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.
Capital (modal) adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.
Collateral (jaminan) adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.
Condition (situasi dan kondisi) adalah pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.
Persyaratan
Kredit (Term of Credit) atau Credit terms
Adalah
periode tertentu dimana kredit diberikan dan jika ada discount untuk
pembayaran yang
lebih awal. Persyaratan kredit “2/10, net 30” berarti bahwa langganan
akan diberikan
discount sebesar 2% apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari
sejak tanggal
pembelian atau tidak akan memperoleh discount untuk pembayaran setelah
10 hari sampai
dengan jangka waktu 30 hari.
♦ Persyaratan
kredit “net 30” berarti bahwa tidak ada discount dan kredit diberikan
selama 30 hari
♦ Periode
kredit, besar kecilnya piutang dapat distimulasikan dari jangka waktu
pemberian kredit
maupun penjualan kredit yang semakin besar
♦ Potongan
tunai (cash discount), pemberian potongan tunai yang semakin besar akan
menarik
langganan untuk mempertimbangkan tawaran kredit tersebut. Tetapi
konsekuensinya,
rata-rata periode pengumpulan piutang akan menurun, biaya
discount akan
meningkat dan pemberian discount yang optimal akan tercapai saaat
biaya dan
manfaat atas kebijakan kredit tersebut adalah sama. Efek kebijakan
kenaikan cash
discount dapat dilihat dari tabel berikut:
ITEM
|
PERUBAHAN
NAIK
(N)
TURUN
(T)
|
EFEK
TERHADAP PROFIT
POSITIF
(+)
NEGATIF
(-)
|
Volume
Penjualan
|
(N)
|
(+)
|
Periode
pengumpulan piutang
|
(T)
|
(+)
|
Biaya piutang
ragu-ragu
|
(T)
|
(+)
|
Profit per
unit
|
(T)
|
(-)
|
Langkah-langkah pencegahan resiko
tidak tertagihnya piutang.
- Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan, hal ini ditentukan atas dasar pengalamanpengalaman tahun-tahun sebelumnya. misalnya resiko ditetapkan 10% dari piutang, jika perusahaan berencana meningkatkan penjualan dg Rp 100.000 dan akan menyebabkan tambahan biaya Rp 50.000, maka tambahan keuntungannya adalah sebesar Rp 40.000(100.000-50.000-(10%x100.000)
- Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini dapat diukur dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu dipertimbangkan “soliditas”:
- soliditas komersiil, kejujuran debitur/direkturnya dalam memenuhi kewajibannya tepat pd waktunya.
- solidits finansiil, memiliki modal kerja yang cukup dalam memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya
- soliditas moril, sifat-sifat dan moril yang baik dari debitur/direkturnya.
·
Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan, hal ini
dapat digunakan daftar analisis umur piutang (aging schedule) sehingga
diketahui sejarah kredit tiap-tiap pelanggan.
·
Mengadakan seleksi calon pelanggan, berdasar sejarah
kredit dapat ditentukan pelanggan mana yang dapat ditambah plafon kredit,
diturunkan, atau tetap.
2.3 Pengukuran Efisiensi Piutang
Kebijakan
Pengumpulan Piutang (Collection Policy)
Efektivitas
kebijakan pengumpulan piutang akan mempengaruhi cost of bad debt,
karena jika
periode pengumpulan meningkat cost of bad debt akan meningkat. Oleh
sebab itu
walaupun peningkatan efektivitas pengumpulan akan menaikkan biaya
pengumpulan
piutang, diharapkan dapat mengurangi cost of bad debt yang lebih besar
sehingga dapat
menambah profit. Berbagai teknik pengumpulan piutang dapat
perusahaan
lakukan misalnya perusahaan dapat mencoba untuk mengumpulkan piutang
dengan surat,
telepon, agen pengumpulan.
2.4 Anggaran Pengukuran Piutang
Alat
Analisis Perubahan Kebijaksanaan Piutang
Untuk
melakukan berbagai analisis dari kemungkinan-kemungkinan terjadinya
perubahan
kebijakan dan pengaruhnya terhadap tingkat keuntungan, investasi dalam
piutang, cost
of bad debt dll, dapat digunakan beberapa rasio finansial sebagai berikut:
1. Investasi
rata-rata dalam piutang (average investment)
Menunjukkan
besarnya dana yang tertanam di dalam piutang dalam satu kali
perputaran dan
besar-kecilnya tergantung jumlah penjualan yang dilakukan dan
lamanya periode
kredit. Semakin lama periode kredit berlangsung, semakin besar
dana yang
tertanam dalam piutang untuk setiap kali perputaran, demikian
sebaliknya.
Perputaran
piutang
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam
keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam
piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin
lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini
berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin
rendah. Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan
membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata
piutang (average receivables)
Periode
terikatnya modal dalam piutang atau hari rata-rata pengumpulan piutang dapat
dihitung dengan membagikan tahun dalam hari dengan turnovernya. Hari rata-rata
pengumpulan piutang (average collection period) dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut : (1 tahun = 360 hari).
Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat
pula dihitung dengan
Biaya
tambahan investasi (cost of marginal investment)
Tambahan
dana karena adanya keterlambatan dalam pengumpulan piutang dari
periode yang telah
ditargetkan. Perpanjangan perode kredit dapat diterima jika
dengan tambahan
tersebut dapat menaikkan penjualan sehingga tambahan profit
yang diperoleh
masih lebih besar daripada cost of marginal investment.
Cost
Marginal investment = Rate of return x Marginal investment
Cost
of bad debt (biaya
piutang ragu-ragu/tak tertagih)
Cost of
bad debt =
Persentase piutang ragu-ragu x penjualan
Cost
of cash discount
Biaya
yang timbul karena kebijakan cash discount yang diberikan kepada
langganan.
Cost of cash
discount =
Persentase cash discount x Penjualan dalam periode tersebut
Contoh Soal:
1. Perusahaan
ABC dalam tahun 2003 telah menjual hasil produksinya sebanyak 45.000
unit dengan
harga US$ 10 per unit. Average cost atau total cost per unit US$
8.
Variable cost per unit
US$5. Untuk tahun 2004 perusahaan akan melonggarkan
periode kredit
dari 30 hari dalam tahun 2003 menjadi 45 hari. Perusahaan juga
menetapkan
periode diskon selama 18 hari dengan memberikan potongan sebesar 2%.
Dengan kebijakan
tersebut perusahaan mengharapkan 70% barang akan terjual dalam
periode diskon.
Penjualan diperkirakan naik 10% dari penjualan 2003, sehingga return
on investment pada
pihutang menjadi 15%. Perlu diketahui bahwa kenyataan paeriode
kredit dalam
tahun 2003 adalah 45 hari. Dari data tersebut adalah:
a.
Besarnya tambahan/marginal profit pada tahun 2004
b. Average
investment tahun 2003 dan tahun 2004
c. Besarnya penghematan atas berkurangnya average
investment
d. Cost
of cash discount
e.
Pengaruh cost of cash discount terhadap profit
Pemecahan:
a.
Tambahan profit
Sales tahun 2003 =(45.000xUS$10) =US$
450.000
TC tahun 2003 = 45.000 x US$ 8 =
US$ 360.000
Variable cost = 45.000 x US$ 5 = US$ 225.000 -
Fixed Cost = US$ 135.000
Profit Tahun
2003 (US$ 450.000 – US$360.000) =US$ 90.000
Sales tahun 2004 (45.000xUS$10)(110%)* =US$ 495.000
Variable cost =
45.000 x US$5 = US$ 247.500
+Total Cost = US$ 382.500-
Profit Tahun 2004 = US$ 112.500
Jadi tambahan
profit untuk tahun 2004 = US$112.500 – US$ 90.000 = US$ 22.500
Atau (
22.500/90.000)x100%= 25%
b. Average
investment
Ada penurunan
average investment pada tahun 2004 sebesar (US$45.000-US$19.125) =
US$25.875
c. Penghematan
= rate
of return dalam pihutang x penurunan average investment
= 15% x
US$25.875 = US$3.881,25
d. Cost of cash
discount
=
(2%)(70%)(US$495.000) = US$6.930,00
e. Pengaruh cost
of cash discount
Tambahan profit
yang diperoleh =
US$22.500,00
Penghematan
average investment = US$
3.881,25
Total = US$26.381,25
Cash of cash
discount = US$ 6.930,00 –
Net profit = US$19.451,25
BAB III
KESIMPULAN
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang
akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang, salah
satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang
pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan
layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.
Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening
yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan, discount/potongan
tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal
- Kebijaksanaan pengumpulan piutang, Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang yaitu Volume penjualan kredit dan Syarat pembayaran (termin),
- Ketentuan tentang pembatasan kredit,
- Kebijakan pengumpulan piutang,
- Kebiasaan membayar dari para langganan,
Penilaian resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit
yang telah diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan
yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima “C” sebelum
memberikan persetujuan kredit. Lima C yaitu: Character, Capacity, Capital,
Collateral dan Conditions
Langkah-langkah pencegahan resiko tidak tertagihnya
piutang.
- Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan
- Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini dapat diukur dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu dipertimbangkan “soliditas”: soliditas komersiil, solidits finansiil dan soliditas moril,
- Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan,
Perputaran piutang
Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi
oleh syarat pembayaran dan kecenderungan debitur untuk menepati janji
pembayarannya. Apabila rata-rata hari pengumpulan piutang lebih lama dari batas
pembayaran, maka cara pengumpulan piutang kurang efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar