Jumat, 16 Oktober 2015

Manajemen Piutang



KATA PENGANTAR



         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “Manajement Piutang”

       Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Manegement Piutang atau yang lebih khususnya membahas penerapaninvestasi pda piutang dan pemberian kredit, karakteristik sertas perspektif management piutang dalam perbankan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang manejement piutang.

       Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

      Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi segala usaha kita. Amin.




Bandung, 18 Oktober 2011




PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran masyarakat di bidang ekonomi dan pembangunan sangat diharapkan dapat meningkatkan perekomonian bangsa. Terutama. Permodalan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu permasalahan Utama.Permasalahannya terdapat pada sulitnya memperolehrmodal.Permodalan Usaha Kecil Menengah tidak hanya diperoleh dari kredit perbankan saja, tetapi dapat juga diperoleh melalui lembaga keuangan non bank,Misalnya Anjak piutang.Piutang merupakan salah satu komponen modal kerja yang pokok, sehingga diperlukan pengelolaan piutang sebagai hasil penjualan kredit. Dengan pengelolaan piutang yang baik, diharapkan penjualan kredit yang dilaksanakan dapat meningkatkan laba koperasi. Dari hasil penjualan kredit yang dilaksanakan tersebut diharapkan penghasilan meningkat karena biasanya pembeli menyukai barang yang dijual secara kredit yang cara pembayarannya lebih ringan yaitu dengan sistem angsuran. Di samping alasan tersebut juga untuk mengetahui pengaruh penjualan kredit terhadap piutang dan laba usaha. Selanjutnya untuk mengetahui dan menganalisis ekonomi terhadap piutang kita perlu tahu seberapa besar perbandingan antara manfaat dan pengorbanan?
Anjak piutang adalah salah satu lembaga keuangan yang merupakan alternatif permodalan bagi Usaha Kecil Menengah di Indonesia. Dalam anjak piutang ditawarkan pembiayaan jangka pendek yang diperoleh dari pengalihan perusahaan atas piutang debitur kepada perusahaan anjak piutang. Tentu saja UKM harus mengetahui persyaratan pengajuan anjak piutang yang ditetapkan perusahaan anjak piutang. Sehingga UKM dapat mengetahui aspek manfaat mekanisme transaksi anjak piutang.
Timbulnya piutang karena adanya penjualan kredit dari perusahaan dalam menjual barang hasil produksi. Penjualan kredit ini dilakukan untuk meningkatkan langganan baru serta mempertahankan langganan lama di samping juga bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan.
  

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dirumuskanlah beberapa masalah dibawah ini:
  • Apa arti penting investasi pada piutang ?
  • Apa saja prinsip pemberian kredit?
  • Apa saja pengukuran efisiensi piutang?
  • Apa saja anggaran pengukuran piutang
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
  • Untuk mengetahui pengertian piutang dan ruang lingkup manajemen piutang
  • Untuk mengetahui prinsip pemberian kredit dan pengukuran efisiensi piutang
  • Untuk mengetahui anggaran pengukuran piutang
1.4 Manfaat Penulisan
Berikut manfaat dari penulisan makalah ini :
Bagi penulis:
  • Memahami lebih dalam mengenai piutang dan berbagai konsep didalamnya
  • Mendapatkan informasi mengenai cara-cara pengendalian (managing) akun piutang
Bagi masyarakat dan akademisi
  • Mendapatkan panduan dalam pengaplikasian cara pengendalian piutang
  • Menjadi bahan referensi dalam tulisan yang berkaitan dengan manajemen piutang



BAB II
MANAJEMEN PIUTANG
2.1 Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.
Piutang, salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Piutang
Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu /periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal
  • Kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan faktor-faktor lain yang relevan. keputusan kredit ini menyangkut tradeoff antarakeuntungan(marginal profit) dan biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang
  • Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi yang tertanam dalam Piutang
  • Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit,semakin besar invesatasinya.
  • Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang).
  • Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan piutang dapat bersifat aktif (menggunakan debt collector)pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi perlu tambahan biaya pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati janji, maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar.
  • Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagian besar pelanggan membayar pada masa diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan investasi lebih kecil, tetapi jika pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu invstasi yg besar
2.2 . prinsip pemberian kredit
Bagi orang bank, nasabah yang memenuhi criteria 5C adalah orang yang sempurna untuk mendapatkan Pembiayaan. Bank melihat orang yang mempunyai karakter kuat, kemampuan mengembalikan uang, jaminan yang berharga, modal yang kuat, dan kondisi perekonomian yang aman bagaikan melihat sebuah mutiara. Orang seperti ini adalah nasabah potensial untuk diajak bekerja sama atau orang yang layak mendapatkan penyaluran kredit. Pendeknya orang yang mempunyai 5C yang baik adalah manusia yang ideal, menurut criteria orang bank.
Dalam dunia perbankan pertimbangan yang lazim digunakan untuk mengevaluasi calon nasabah sering disebut dengan prinsip 5C atau “the five C’s principles”.

Prinsip-prinsip 5C tersebut antara lain:

Character (karakter) adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.

Capacity
(kemampuan mengembalikan utang) merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.

Capital
(modal) adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.

Collateral
(jaminan) adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

Condition
(situasi dan kondisi) adalah pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.
Persyaratan Kredit (Term of Credit) atau Credit terms

Adalah periode tertentu dimana kredit diberikan dan jika ada discount untuk
pembayaran yang lebih awal. Persyaratan kredit “2/10, net 30” berarti bahwa langganan
akan diberikan discount sebesar 2% apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari
sejak tanggal pembelian atau tidak akan memperoleh discount untuk pembayaran setelah
10 hari sampai dengan jangka waktu 30 hari.
Persyaratan kredit “net 30” berarti bahwa tidak ada discount dan kredit diberikan
selama 30 hari
Periode kredit, besar kecilnya piutang dapat distimulasikan dari jangka waktu
pemberian kredit maupun penjualan kredit yang semakin besar
Potongan tunai (cash discount), pemberian potongan tunai yang semakin besar akan
menarik langganan untuk mempertimbangkan tawaran kredit tersebut. Tetapi
konsekuensinya, rata-rata periode pengumpulan piutang akan menurun, biaya
discount akan meningkat dan pemberian discount yang optimal akan tercapai saaat
biaya dan manfaat atas kebijakan kredit tersebut adalah sama. Efek kebijakan
kenaikan cash discount dapat dilihat dari tabel berikut:

ITEM
PERUBAHAN
NAIK (N)
TURUN (T)

EFEK TERHADAP PROFIT
POSITIF (+)
NEGATIF (-)

Volume Penjualan
(N)

(+)


Periode pengumpulan piutang

(T)

(+)
Biaya piutang ragu-ragu

(T)
(+)
Profit per unit

(T)

(-)



Langkah-langkah pencegahan resiko tidak tertagihnya piutang.
  • Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan, hal ini ditentukan atas dasar pengalamanpengalaman tahun-tahun sebelumnya. misalnya resiko ditetapkan 10% dari piutang, jika perusahaan berencana meningkatkan penjualan dg Rp 100.000 dan akan menyebabkan tambahan biaya Rp 50.000, maka tambahan keuntungannya adalah sebesar Rp 40.000(100.000-50.000-(10%x100.000)
  • Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini dapat diukur dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu dipertimbangkan “soliditas”:
    • soliditas komersiil, kejujuran debitur/direkturnya dalam memenuhi kewajibannya tepat pd waktunya.
    • solidits finansiil, memiliki modal kerja yang cukup dalam memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya
    • soliditas moril, sifat-sifat dan moril yang baik dari debitur/direkturnya.
·         Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan, hal ini dapat digunakan daftar analisis umur piutang (aging schedule) sehingga diketahui sejarah kredit tiap-tiap pelanggan.
·         Mengadakan seleksi calon pelanggan, berdasar sejarah kredit dapat ditentukan pelanggan mana yang dapat ditambah plafon kredit, diturunkan, atau tetap.

2.3 Pengukuran Efisiensi Piutang
Kebijakan Pengumpulan Piutang (Collection Policy)
Efektivitas kebijakan pengumpulan piutang akan mempengaruhi cost of bad debt,
karena jika periode pengumpulan meningkat cost of bad debt akan meningkat. Oleh
sebab itu walaupun peningkatan efektivitas pengumpulan akan menaikkan biaya
pengumpulan piutang, diharapkan dapat mengurangi cost of bad debt yang lebih besar
sehingga dapat menambah profit. Berbagai teknik pengumpulan piutang dapat
perusahaan lakukan misalnya perusahaan dapat mencoba untuk mengumpulkan piutang
dengan surat, telepon, agen pengumpulan.

2.4 Anggaran Pengukuran Piutang
Alat Analisis Perubahan Kebijaksanaan Piutang
Untuk melakukan berbagai analisis dari kemungkinan-kemungkinan terjadinya
perubahan kebijakan dan pengaruhnya terhadap tingkat keuntungan, investasi dalam
piutang, cost of bad debt dll, dapat digunakan beberapa rasio finansial sebagai berikut:

1. Investasi rata-rata dalam piutang (average investment)
Menunjukkan besarnya dana yang tertanam di dalam piutang dalam satu kali
perputaran dan besar-kecilnya tergantung jumlah penjualan yang dilakukan dan
lamanya periode kredit. Semakin lama periode kredit berlangsung, semakin besar
dana yang tertanam dalam piutang untuk setiap kali perputaran, demikian
sebaliknya.
Perputaran piutang
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivables)
Periode terikatnya modal dalam piutang atau hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung dengan membagikan tahun dalam hari dengan turnovernya. Hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : (1 tahun = 360 hari).
Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat pula dihitung dengan

Biaya tambahan investasi (cost of marginal investment)
Tambahan dana karena adanya keterlambatan dalam pengumpulan piutang dari
periode yang telah ditargetkan. Perpanjangan perode kredit dapat diterima jika
dengan tambahan tersebut dapat menaikkan penjualan sehingga tambahan profit
yang diperoleh masih lebih besar daripada cost of marginal investment.
Cost Marginal investment = Rate of return x Marginal investment

Cost of bad debt (biaya piutang ragu-ragu/tak tertagih)
Cost of bad debt = Persentase piutang ragu-ragu x penjualan

Cost of cash discount
Biaya yang timbul karena kebijakan cash discount yang diberikan kepada langganan.
Cost of cash discount = Persentase cash discount x Penjualan dalam periode tersebut



Contoh Soal:

1. Perusahaan ABC dalam tahun 2003 telah menjual hasil produksinya sebanyak 45.000
unit dengan harga US$ 10 per unit. Average cost atau total cost per unit US$ 8.
Variable cost per unit US$5. Untuk tahun 2004 perusahaan akan melonggarkan
periode kredit dari 30 hari dalam tahun 2003 menjadi 45 hari. Perusahaan juga
menetapkan periode diskon selama 18 hari dengan memberikan potongan sebesar 2%.
Dengan kebijakan tersebut perusahaan mengharapkan 70% barang akan terjual dalam
periode diskon. Penjualan diperkirakan naik 10% dari penjualan 2003, sehingga return
on investment pada pihutang menjadi 15%. Perlu diketahui bahwa kenyataan paeriode
kredit dalam tahun 2003 adalah 45 hari. Dari data tersebut adalah:
a. Besarnya tambahan/marginal profit pada tahun 2004
b. Average investment tahun 2003 dan tahun 2004
c. Besarnya penghematan atas berkurangnya average investment
d. Cost of cash discount
e. Pengaruh cost of cash discount terhadap profit

Pemecahan:

a. Tambahan profit

Sales tahun 2003         =(45.000xUS$10)                                           =US$ 450.000
TC tahun 2003            = 45.000 x US$ 8                                            = US$ 360.000
Variable cost               = 45.000 x US$ 5                                             = US$ 225.000 -
     Fixed Cost                                                                                      = US$ 135.000

Profit Tahun 2003       (US$ 450.000 – US$360.000)                                    =US$ 90.000

Sales tahun 2004         (45.000xUS$10)(110%)*                                =US$ 495.000
Variable cost = 45.000 x US$5           = US$ 247.500 +Total Cost    = US$ 382.500-
Profit Tahun 2004                   = US$ 112.500

Jadi tambahan profit untuk tahun 2004 = US$112.500 – US$ 90.000                   = US$ 22.500
Atau ( 22.500/90.000)x100%= 25%

b. Average investment



Ada penurunan average investment pada tahun 2004 sebesar (US$45.000-US$19.125) =
US$25.875



c. Penghematan

= rate of return dalam pihutang x penurunan average investment
= 15% x US$25.875 = US$3.881,25

d. Cost of cash discount

= (2%)(70%)(US$495.000) = US$6.930,00

e. Pengaruh cost of cash discount

Tambahan profit yang diperoleh                     = US$22.500,00
Penghematan average investment                   = US$ 3.881,25
Total                            = US$26.381,25

Cash of cash discount                                                 = US$ 6.930,00 –
Net profit                    = US$19.451,25

  

BAB III
KESIMPULAN
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu.  Piutang,  salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.
Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal
  • Kebijaksanaan pengumpulan piutang, Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang yaitu Volume penjualan kredit dan Syarat pembayaran (termin),
  • Ketentuan tentang pembatasan kredit,
  • Kebijakan pengumpulan piutang,
  • Kebiasaan membayar dari para langganan,
Penilaian resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima “C” sebelum memberikan persetujuan kredit. Lima C yaitu: Character, Capacity, Capital, Collateral dan Conditions
Langkah-langkah pencegahan resiko tidak tertagihnya piutang.
  • Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan
  • Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini dapat diukur dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu dipertimbangkan “soliditas”: soliditas komersiil, solidits finansiil dan soliditas moril,
  • Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan,
Perputaran piutang
Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi oleh syarat pembayaran dan kecenderungan debitur untuk menepati janji pembayarannya. Apabila rata-rata hari pengumpulan piutang lebih lama dari batas pembayaran, maka cara pengumpulan piutang kurang efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar